Alkisah ketika Nusantara masih
dijajah oleh Kerajaan Netherland, ada sekelompok ahli yang tergabung dalam Tim
Ekspedisi Geografi mendatangi sebuah daerah antah berantah di Pulau Borneo.
Setelah lama mereka mencari dengan berpatokan pada alat-alat yang masih
sederhana dan menggantungkan pada perhitungan posisi bintang (ilmu falak),
tibalah mereka di sebuah kawasan tanah gambut yang berbatasan langsung dengan
sebuah sungai yang maha lebar.
Mereka tiba di wilayah Kesultanan Kadariyah,
dengan kota rayanya Pontianak. Dengan mengantongi izin dari pejabat kesultanan
setempat, tim bergerak menuju lokasi yang diyakini sebagai titik nol derajat
lintang. Dengan dibantu oleh beberapa orang penduduk setempat sebagai penunjuk
jalan, tim menemukan lokasi yang dianggap tepat untuk dijadikan sebagai titik
yang dilintasi garis equator. Segera mereka menandai lokasi tersebut dengan
sebuah patok dan anak panah, dan disinilah yang kemudian hari dikenal dengan
nama Tugu Khatulistiwa. Kejadian tersebut terjadi pada tujuh bulan sebelum
peristiwa Sumpah Pemuda yang menyatukan semua pemuda di wilayah nusantara, atau
tepatnya tanggal 31 Maret 1928.
Itulah sekilas mengenai sejarah
panjang Tugu Khatulistiwa, yang terletak di kota Pontianak Utara. Untuk mendatangi
tugu ini, kita dapat melalui sungai dan darat, dari arah kota. Dari kota kita
singgah di alun-alun tempat penyebrangan kapal ferri dan hanya memakan waktu
tidak sampai setengah jam kita sudah sampai di penyebrangan pelabuhan siantan.
Penduduk pontianak menyebut kapal feri ini “pelampung”. Setelah sampai di
siantan, ada angkutan kota yang siap mengantar kita ke lokasi. Setelah sekian
lama berdinas di Kota Pontianak, baru kali itulah mengunjungi Tugu yang menjadi
kebanggaan warga Pontianak. Ternyata sambutan petugas cukup ramah menyambut
wisatawan lokal, dan setelah mengajak berkeliling lokasi, kami diberikan
sertifikat dari Pemerintah Kota Pontianak, sebagai bukti telah mengunjungi Tugu
Khatulistiwa.
Ada agenda acara khusus setiap
tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September setiap tahunnya. Mengapa? Karena pada
tanggal tersebut terjadi peristiwa alam yang hanya ada di beberapa tempat di
dunia ini. Pada tanggal tersebut matahari berada tepat pada garis khatulistiwa,
atau yang disebut dengan titik kulminasi matahari. Fenomena alam yang terjadi
adalah pada tepat jam 12 siang hari, kita tidak dapat melihat bayangan di
sekitar tugu khatulistiwa, karena matahari tepat berada diatas kepala kita. Dan
pada tanggal tersebut diadakan acara untuk mempopulerkan tugu khatulistiwa
kepada wisatawan lokal maupun internasional, dengan acara yang meriah dan
diliput oleh televisi nasional.